Kelompok Hope Not Hate anti-racism dalam laporan terbarunya mengungkap kelompok anti-Islam terus berkembang di Eropa. Saat ini, lebih dari 300 organisasi anti-Islam terbentuk.
"Apa yang dilakukan Andreas Breivik merupakan tanda. Namun, kita mengabaikan orang-orang yang menginspirasinya itu berbahaya," ungkap Direktur Hope Not Hate anti-racism, Nick Lowles, seperti dikutip onislam.net, Senin (16/4).
Menurut Lowles, organisasi-organisasi baru ini menggantikan kelompok Neo Nazi dan kelompok sayap kanan. Kelompok ini bahkan lebih terang-terangan dalam menggunakan bahasa kebencian.
Dalam laporan itu disebutkan pula, Inggris merupakan negara dengan pertumbuhan kelompok atau organisasi anti-muslim yang cukup tinggi, yakni 22 kelompok. Di Eropa secara keseluruhan, 133 organisasi disebut dalam laporan itu, termasuk tujuh di Norwegia, dan 47 organisasi di AS. "Hubungan antar mereka baik yang di Eropa dan AS sangat mengkhawatirkan," ungkap Lowless.
Para analis menilai kelesuan ekonomi merupakan faktor kunci dalam membantu gerakan anti-Islam untuk mengonsolidasikan dukungan di antara negara-negara Eropa. "Krisis ekonomi terus mempromosikan nasionalisme di samping kebutuhan akan musuh bersama," kata Andreas Mammone, seorang sejarawan di Kingston University, London dan seorang ahli fasisme Eropa.
Menurut Andreas, kelesuan ekonomi membuat masyarakat Eropa beralih ke sayap kanan, dan meninggalkan partai tradisional. Peralihan itu dengan cepat dioptimalkan politisi sayap kanan untuk menekan kelompok minoritas muslim. Di Inggris misalnya, kelompok sayap kanan seperti Liga Pertahanan Inggris (EDL) dan British National Party terus memantik api kebencian.
"Di Belanda, Wilders menggiring anggota parlemen untuk melarang burka dan jilbab dan menghentikan masuknya imigran dari negara-negara Muslim. Kelompok baru juga muncul di Denmark, setelah pemimpin Liga Pertahanan Inggris, Stephen Yaxley-Lennon mengadakan pertemuan perdana dengan jaringan sayap kanan di Oslo dua pekan lalu," paparnya.
Tak hanya didominasi pria, gerakan anti-Islam juga mulai digeliatkan kalangan perempuan. Di Belgia, isti pemimpin British National Pary (BNP). Nick Griffin membentuk kelompok Perempuan melawan Islamisasi.
Redaktur: Djibril Muhammad
Reporter: Agung Sasongko
0 comments:
Post a Comment