Pemkab Cianjur, Jabar, melalui Kantor Satpol PP dan Linmas, segera mengawasi kos-kosan yang diduga dijadikan tempat prostitusi terselubung di wilayah perkotaan.
Kabid Penertiban Umum Satpol PP Pemkab Cianjur, Teguh Dalu, Selasa (19/2) mengakui, keberadaan kos-kosan di berbagai wilayah yang jumlahnya terus menjamur seiring bertambahnya perusahaan, pabrik dan lembaga pendidikan.
"Kami pernah mendengar kabar ada sejumlah kos-kosan yang dijadikan tempat prostitusi terselubung, namun informasi itu perlu pendalaman lebih jauh, sehingga kami belum bisa melakukan tindakan, katanya.
Namun menyikapi hal tersebut, pihaknya akan melakukan pengawasan terhadap keberadaan kos-kosan tersebut, baik terkait indikasi pergaulan bebas atau mengenai kelengkapan perizinannya.
Pasalnya ungkap dia, rumah kos-kosan yang memiliki kamar di atas 10 unit, akan dikenakan pajak daerah, namun terkait hal tersebut, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan pendataan langsung ke lokasi.
"Kami menilai masih ada pemilik kos-kosan yang kena pajak namun belum memenuhi kewajibannya. Terkait hal tersebut perlu koordinasi antar dinas. Kalau mengenai keberadaan kos-kosan memicu tingginya pergaulan bebas, masih perlu pembuktian di lapangan," ujarnya seperti dikutip Antara.
Sementara itu, informasi dihimpun, berbagai kalangan di berbagai wilayah yang terdapat rumah kos-kosan, mengaku resah dengan pergaulan yang cenderung bebas di lingkungan kos-kosan tersebut.
Sehingga warga yang tinggal di lingkungan kos-kosan, meminta pemerintah dan aparatur terkait untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas di lingkungan kos-kosan tersebut.
"Kalau perlu ada razia rutin untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kos-kosan yang dilakukan pihak yang tidak bertanggungjawab. Kami sudah cukup gerah dengan keberadaan kos-kosan mesum ini," ungkap Maman (35) warga Jalan Siti Jenab, Cianjur.
Dia menambahkan, penghuni kos-kosan yang menjamur di berbagai wilayah perkotaan, membuka ruang kebebasan bagi penghuninya yang dominasi kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Harapan kami ada pengawasan ketat dan aturan yang jelas agar kebebasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan di rumah kos tidak menyimpang apalagi sampai dijadikan tempat prostitusi terselubung," tandasnya.
Kabid Penertiban Umum Satpol PP Pemkab Cianjur, Teguh Dalu, Selasa (19/2) mengakui, keberadaan kos-kosan di berbagai wilayah yang jumlahnya terus menjamur seiring bertambahnya perusahaan, pabrik dan lembaga pendidikan.
"Kami pernah mendengar kabar ada sejumlah kos-kosan yang dijadikan tempat prostitusi terselubung, namun informasi itu perlu pendalaman lebih jauh, sehingga kami belum bisa melakukan tindakan, katanya.
Namun menyikapi hal tersebut, pihaknya akan melakukan pengawasan terhadap keberadaan kos-kosan tersebut, baik terkait indikasi pergaulan bebas atau mengenai kelengkapan perizinannya.
Pasalnya ungkap dia, rumah kos-kosan yang memiliki kamar di atas 10 unit, akan dikenakan pajak daerah, namun terkait hal tersebut, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan pendataan langsung ke lokasi.
"Kami menilai masih ada pemilik kos-kosan yang kena pajak namun belum memenuhi kewajibannya. Terkait hal tersebut perlu koordinasi antar dinas. Kalau mengenai keberadaan kos-kosan memicu tingginya pergaulan bebas, masih perlu pembuktian di lapangan," ujarnya seperti dikutip Antara.
Sementara itu, informasi dihimpun, berbagai kalangan di berbagai wilayah yang terdapat rumah kos-kosan, mengaku resah dengan pergaulan yang cenderung bebas di lingkungan kos-kosan tersebut.
Sehingga warga yang tinggal di lingkungan kos-kosan, meminta pemerintah dan aparatur terkait untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas di lingkungan kos-kosan tersebut.
"Kalau perlu ada razia rutin untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kos-kosan yang dilakukan pihak yang tidak bertanggungjawab. Kami sudah cukup gerah dengan keberadaan kos-kosan mesum ini," ungkap Maman (35) warga Jalan Siti Jenab, Cianjur.
Dia menambahkan, penghuni kos-kosan yang menjamur di berbagai wilayah perkotaan, membuka ruang kebebasan bagi penghuninya yang dominasi kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Harapan kami ada pengawasan ketat dan aturan yang jelas agar kebebasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan di rumah kos tidak menyimpang apalagi sampai dijadikan tempat prostitusi terselubung," tandasnya.
0 comments:
Post a Comment