Seorang aktivis antikorupsi yang melakukan aksi tunggal jalan engrang dari Cianjur, Jawa Barat kelelahan dan terkapar saat tiba di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Aksi jalan engrang Asep Toha untuk melaporkan dugaan korupsi yang dilakukan Bupatinya Tjetjep Muchtar Soleh terkait kasus dugaan korupsi penyalahgunaan anggaran sekretariat daerah Kabupaten Cianjur tahun 2007-2010.
Saat ditemui wartawan, Asep mengaku melakukan aksi jalan egrang selama empat hari dari daerah asalnya, Cianjur menuju gedung KPK sebagai tujuan tempat aksinya.
Bahkan, Asep pun sempat menangis dan sesekali meneriakan kalimat takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar," teriaknya sambil tertidur di depan pos satpam KPK, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Usai terjatuh, Asep pun dirangkul sejumlah orang yang menemani aksi tersebut menuju KPK. Ia pun sempat ditenangkan kawan-kawannya di pelaratan KPK sebelum menyerahkan berkas laporannya ke KPK.
"Aksi jalan egrang Cianjut-KPK sebagai simbol lambatnya penegakan hukum di Cianjur oleh pihak Kejati Jabar dan begitu beratnya penegakan hukum di Cianjur, sehingga kami meminta KPK mengambil alih kasus tersebut," kata Asep.
Tak sampai disitu, saat akan menyerahkan berkas laporannya kepada KPK, pria berperawakan agak kurus tersebut kembali terkapar di depan pintu masuk KPK sembari membentangkan spanduk kecil dan peralatan egrang yang terbuat dari bambu yang di letakkan persis di samping tempatnya bersandar di tembok.
Diketahui, aksi egrang ini berlangsung dari hari Selasa, 29 Oktober 2013 lalu untuk menuntut dugaan penyalahgunaan APBD 2011 untuk dana makan minum, perjalanan dinas, dan program Jumat keliling sebesar Rp9,4 miliar oleh Bupati Cianjur Cecep Muhtar Soleh.
Aksi jalan engrang Asep Toha untuk melaporkan dugaan korupsi yang dilakukan Bupatinya Tjetjep Muchtar Soleh terkait kasus dugaan korupsi penyalahgunaan anggaran sekretariat daerah Kabupaten Cianjur tahun 2007-2010.
Saat ditemui wartawan, Asep mengaku melakukan aksi jalan egrang selama empat hari dari daerah asalnya, Cianjur menuju gedung KPK sebagai tujuan tempat aksinya.
Bahkan, Asep pun sempat menangis dan sesekali meneriakan kalimat takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar," teriaknya sambil tertidur di depan pos satpam KPK, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Usai terjatuh, Asep pun dirangkul sejumlah orang yang menemani aksi tersebut menuju KPK. Ia pun sempat ditenangkan kawan-kawannya di pelaratan KPK sebelum menyerahkan berkas laporannya ke KPK.
"Aksi jalan egrang Cianjut-KPK sebagai simbol lambatnya penegakan hukum di Cianjur oleh pihak Kejati Jabar dan begitu beratnya penegakan hukum di Cianjur, sehingga kami meminta KPK mengambil alih kasus tersebut," kata Asep.
Tak sampai disitu, saat akan menyerahkan berkas laporannya kepada KPK, pria berperawakan agak kurus tersebut kembali terkapar di depan pintu masuk KPK sembari membentangkan spanduk kecil dan peralatan egrang yang terbuat dari bambu yang di letakkan persis di samping tempatnya bersandar di tembok.
Diketahui, aksi egrang ini berlangsung dari hari Selasa, 29 Oktober 2013 lalu untuk menuntut dugaan penyalahgunaan APBD 2011 untuk dana makan minum, perjalanan dinas, dan program Jumat keliling sebesar Rp9,4 miliar oleh Bupati Cianjur Cecep Muhtar Soleh.
GSC