Showing posts with label Palestina - Israel. Show all posts
Showing posts with label Palestina - Israel. Show all posts

Tuesday, January 8, 2013

Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato di hadapan Sidang Umum PBB, Kamis (27/9
REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta penghapusan kata otoritas dalam setiap penyebutan nama negara tersebut. Abbas memerintahkan semua lembaga kenegaraan mengganti kata otoritas menjadi negara.

Keputusan tersebut berlaku pada Ahad (6/1) lalu. Abbas memulai dengan membuat paspor baru dengan menyebutkan Negara Palestina di dalam identitas internasional tersebut.

Langkah serupa juga diberlakukan untuk identitas domestik, lisensi mengemudi, dan surat resmi kenegeraan.Bahkan, kantor berita WAFA mengabarkan, negara baru tersebut membuat perangko edisi khusus untuk menghapus nama Otoritas Palestina menjadi Negara Palestina.

"(Penyebutan dalam) dokumen resmi akan membantu memperkuat Negara Palestina," kata Abbas seperti dilansir Aljazeera, Senin (7/1).

Menurut dia, sudah menjadi hak warga Palestina untuk menjadi komunitas negara yang merdeka di tanahnya sendiri. Peningkatan status negara pengamat nonanggota tahun lalu, menjadi acuan internasional yang memperkuat pernyataannya tersebut.

Disampaikan Abbas, dokumen resmi Negara Palestina sudah dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri sepakan terakhir. Dikatakan olehnya, stampel baru dan bertuliskan Negara Palestina juga mulai digunakan dalam korespondensi di setiap kedutaan dan perwakilan negara tersebut.

Selama ini, dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Abbas, termasuk identitas lainnya, kerap menggunakan stempel Otoritas Palestina. Surat menyurat antar pemerintahpun, menuliskan Otoritas Palestina dalam kop surat yang dikeluarkan.

Negosiator Perundingan Palestina, Mohammed Shtayyeh mengatakan kampanye penggunaan nama Negara Palestina oleh Abbas adalah bentuk peringatan. Menurut dia, pengunaan nama Otoritas Palestina secara de facto dan hukum internasional sudah tidak lagi pantas.

"Ini (penyebutan negara) selaras dengan pengakuan internasional," kata Shtayyeh seperti dikutip Wall Street Journal.

Monday, January 7, 2013


Sabtu pekan lalu menandai tujuh tahun mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon terbaring koma sejak diserang stroke 5 Januari 2006. Dia kini tergolek tak berdaya dengan bantuan pelbagai alat medis, termasuk respirator, dalam ruangan khusus di Rumah sakit Tel Hashomer, sebelah timur Ibu Kota Tel Aviv.

Seperti biasa, tidak ada upacara khusus atau sekadar ucapan simpati buat lelaki 85 tahun itu. "Besok (Sabtu pekan lalu) juga tidak ada upacara khusus. Semua orang telah melupakan dia," kata Raanan Gissin, bekas penasihat Sharon, saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya Jumat pekan lalu.

Padahal, ketika masih berjaya, Sharon dicap sebagai raja politik di negara Zionis itu. Setelah menarik pasukan dan permukiman dari senatero Jalur Gaza, Agustus 2005, dia keluar dari Likud, partai yang membebsarkan nama dia. Dia membentuk Kadima sambil mengajak sejumlah pentolan Likud, yakni Ehud Olmert dan Tzipi Livni.

Hasilnya tidak sia-sia. Kadima menang dalam pemilihan umum Maret 2006 dan Olmert menjabat perdana menteri setelah menjadi pelaksana tugas lantaran Sharon tidak kunjung sembuh. Ini membuktikan betapa kuatnya pengaruh Sharon. Meski dengan partai baru, mereka bisa mengalahkan dominasi tradisional Likud dan Buruh.

Itu dulu, nama Sharon kini kian tenggelam. Bahkan sudah dilupakan orang. "Tidak ada lagi yang ingat Sharon," Gissin menegaskan. Bahkan, dia mengklaim tidak pernah ada politisi mengunjungi Sharon dalam beberapa tahun terakhir.

Sharon sempat pulang ke tanah peternakannya di gurun Negev, selatan Israel, November 2010. Kepulangan Sharon merupakan hasil rembukan dokter dengan keluarga. Selama di sana, Sharon mendekam di ruangan steril dan diawasi secara ketat oleh tim medis.

"Hari ini (Jumat) pada 2010, keinginan semua pasien, keinginan kita dari pihak rumah sakit, memastikan siapa saja pasien kronis jika mungkin berada di rumahnya," ujar Profesor Shlomo Noy, direktur pemulihan Rumah Sakit Tel Hashomer, seperti dilansir the Telegraph.

Tapi itu tidak berlangsung lama. Sharon dikembalikan ke rumah sakit karena pemerintah menolak membayar ongkos tambahan perawatan di rumah Sharon. Sesuai undang-undang, negara menanggung ongkos perawatan kesehatan perdana menteri selama di rawqat di rumah sakit. Menurut Komite Keuangan Knesset (parlemen Israel), ongkos pengobatan Sharon saban tahun sekitar USD 440 juta atau setara Rp 4,25 triliun.

Pihak keluarga bertahan dengan keputusan mereka, Sharon harus diupayakan agar kembali pulih. Tapi buat rakyat Israel, dia telah mati.
[fas]

rol


 

Monday, December 24, 2012


Sejak pekan lalu Israel menginvasi kawasan Jalur Gaza, Palestina, yang dikuasai Hamas. Perang di dunia nyata pun berlanjut ke dunia maya. Didorong sentimen solidaritas sebagai sesama negara muslim, beberapa hacker Indonesia langsung menyerang beberapa server dan situs milik Israel.

Akibatnya, kemarin otoritas keamanan Internet Indonesia (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure/IDSIRTI) mengabarkan ada pemberitahuan dari otoritas Internet Israel, bahwa mereka bakal dilakukan serangan balasan terhadap DNS server Indonesia. Serangan ini rencananya menyasar domain-domain berakhiran .id.

Ketua Umum Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) Andy Budimansyah mengaku sudah mendengar informasi tersebut. Namun dari hasil pemeriksaan sementara, belum ada serangan dilancarkan hacker Israel ke domain Indonesia.

"Sejauh ini belum ada serangan (ke domain-domain .id), tapi kemarin memang ada notifikasi dari First Org, itu lembaga semacam IDSIRTI-nya Israel," ujarnya saat dihubungimerdeka.commelalui telepon seluler, Kamis (23/11).

Dia menyebut hacker Indonesia sudah berhenti menyerang situs-situs Israel. Meski demikian, untuk berjaga-jaga Pandi langsung berkoordinasi dengan operator DNS untuk meningkatkan pengawasan dan mengawasi bila kemungkinan buruk terjadi.

"Kita monitor karena DNS kita tersebar di seluruh Indonesia dan di luar negeri, kita koordinasi dengan DNS yang dikelola Indosat, di GPN, di Australia, kita minta mereka membantu pemantauan, jika terjadi serangan kita usahakan ditutup (DNS server itu) sementara," paparnya.

Andy menegaskan langkah hati-hati harus dipersiapkan. Walau lokasi DNS sudah tersebar, jika hacker Israel benar-benar menyerang balik akibatnya tetap merugikan. Karena DNS-lah yang menghubungkan pengguna internet dengan domain .id. Jika server ini mati, tentu situs-situs dengan nama domain khas Indonesia itu tak bisa diakses.

"Kalau server banking atau website-website yang melayani masyarakat tiba-tiba tidak bisa diakses, kan kasihan," tuturnya.

DNS Server yang mengelola domain .id tersebar di pelbagai kota dan dikelola swasta. Namun titik lokasi terbanyak berada di Jakarta. Andy berharap serangan balasan itu nantinya sama sekali tidak terjadi.

Tuesday, August 28, 2012



Nine years after an American activist was crushed by an Israeli army bulldozer, an Israeli civil court ruled Tuesday that Rachel Corrie's death was an accident.

Corrie, 23, was killed in 2003 while trying to block the bulldozer from razing Palestinian homes.

Her parents filed suit against Israel's Ministry of Defense in a quest for accountability and sought just $1 in damages. But Judge Oded Gershon ruled Tuesday that the family has no right to damages, backing an earlier Israeli investigation that cleared any soldier of wrongdoing.

"I believe this was a bad day not only for our family, but a bad day for human rights, for humanity, for the rule of law and also for the country of Israel," her mother Cindy Corrie said after the verdict.

"Rachel's right to life and dignity were violated by the Israeli military," she said, adding that her daughter and her family deserve "accountability."

"A civil lawsuit is not a substitute for a credible investigation, which we never had. This lawsuit was our only recourse as a family," Cindy Corrie explained.

But the state prosecutor's office said the driver of the bulldozer couldn't see Corrie.

"The death of Rachel Corrie is without a doubt a tragic accident," the prosecutor's office said in a statement. "As the verdict states -- the driver of the bulldozer and his commander had a very limited field of vision, such that they had no possibility of seeing Ms. Corrie and thus are exonerated of any blame for negligence."

Hussein Abu Hussein, the Corrie family attorney, regards the decision as a "bad ruling" for the family and all activists. He said the Corries intend to appeal to Israel's Supreme Court.

Corrie was nonviolently protesting the demolition of Palestinian civilian homes in Rafah, Gaza, when she died. She was working with the Palestinian-led International Solidarity Movement at the time.

Corrie's parents said they have searched for answers in their daughter's death for years.

"The more we found out, the more likely that the killing was intentional, or at least incredibly reckless," father Craig Corrie said in 2010.

"As a former soldier, I was even in charge of bulldozers in Vietnam ... You're responsible to know what's in front of that blade, and I believe that they did."

Craig Corrie said the soldiers, too, are victims. He does not view them with disdain.

"So I'm not full of hatred for this person, but it was a horrendous act to kill my daughter, and I hope he understands that."

In 2010, the Israeli soldier who drove the bulldozer testified publicly for the first time -- from behind a partition.

The driver's identity has never been revealed, and he was not charged after a month-long Israeli investigation found that no Israeli soldier was to blame. Corrie's parents cannot take him to court because the Israeli Supreme Court has upheld a decision to shield him.

The driver testified repeatedly that he did not see Corrie before he struck her, saying there was a pile of rubble impeding his vision.

Since Corrie's death, soccer players in Gaza have honored the activist in the form of an annual memorial tournament.

"Rachel Corrie: The Palestinian People Won't Forget Their Highly Respected Friends," a wall near the makeshift concrete soccer field reads.

"There's never closure," Cindy Corrie said, "when you have a family member killed in such a way."

gsc



Tuesday, August 21, 2012



 TEL AVIV -- Menteri Front Pertahanan Dalam Negeri Israel, Metan Falnani, menyebut bahwa kesiapan barisan pertahanan dalam negeri tidak lebih tinggi dari kesiapan sekarang dalam menghadapi bahaya yang mengancam.
Ia menegaskan pentingnya warga Israel siap menghadapi dan terbiasa dengan serangan roket-roket sebagaimana warga Jepang harus menghadapi guncangan gempa sewaktu-waktu.

Dalam situs harian Maarev, Falnani menegaskan kondisi Israel saat ini hanya memungkinkan menghadapi perang selama 30 hari dalam berbagai front. Perang itu jika terjadi diperkirakan akan menelan korban kurang lebih 500 korban tewas.
Tidak hanya itu. Perang juga akan menyebabkan kerusakan besar akibat serangan ratusan roket setiap hari ke kota-kota Israel.

Wednesday, May 23, 2012

 Setelah selama ini disudutkan akibat ambisi program nuklirnya, Iran pun angkat bicara. Pemerintah Teheran menyatakan nuklir Israel justru membahayakan bagi keselamatan dunia.

Media ZeeNews mewartakan, Kamis (3/5), senjata nuklir yang dimiliki Israel akan membahayakan keamanan dunia. Terutama, bila digunakan untuk menyerang suatu negara lain.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Mahdi Akhondzadeh pun menyebut Israel dan Amerika Serikat munafik. Kedua negara itu meminta Iran dan negara lain melucuti persenjataan nuklirnya, tapi mereka justru mengembangkan dan mempertontonkan kekuatan nuklirnya.

"Israel ancaman paling berat terhadap stabilitas dan keamanan di Timur Tengah," ungkapnya.

Hingga kini Israel tetap ngotot menyerang Iran meski keberadaan senjata nuklir Negeri Persia masih simpang siur. Israel mengklaim senjata nuklir Iran akan menimbulkan bahaya yang jauh lebih besar. Tidak hanya untuk Israel, tapi juga negara-negara tetangga Arab dan Barat [baca: Israel Tetap Ngotot Serang Iran]

gsc

Wednesday, May 2, 2012

                                            Seorang ibu yang harus kehilangan tempat tinggalnya akibat hancur 
                                                           dibom oleh pesawat tempur israel diwilayah jabalya gaza palestina

   Berikut ini adalah 14 fakta tentang 'kejahatan' Israel terhadap Palestina yang ditulis oleh Karen El-Kawa:

1. Bahwa, pada saat masalah Palestina diciptakan Inggris tahun 1917, lebih dari 90 persen penduduk Palestina adalah orang Arab, dan bahwa penduduk Yahudi waktu itu tidak lebih dari 56.000.

2. Bahwa, lebih dari separuh Yahudi yang tinggal di Palestina waktu itu adalah para imigran baru, yang datang ke Palestina pada dasawarsa sebelumnya, guna menghindari penyiksaan di Eropa. Dan bahwa kurang dari lima persen penduduk Palestina adalah Yahudi pribumi Palestina.

3. Bahwa, pada waktu itu Arab Palestina menguasai 97,5 persen tanah, sementara Yahudi (penduduk asli dan pendatang) hanyalah menguasai 2,5 persen.

4. Bahwa, selama 30 tahun pendudukan dan kekuasaan Inggris, kamum Zionis hanyalah berhasil membeli 3,5 persen tanah Palestina, sekalipun digalakkan Pemerintah Inggris. Dan bahwa banyak dari tanah ini dialihkan secara langsung kepada badan-badan Zionis oleh Pemerintah Inggris, dan bukan karena dijual oleh pemilik Arabnya.

5. Bahwa, karena itu, pada saat Inggris menyerahkan masalah Palestina kepada PBB pada 1947, kaum Zionis menguasai tanah tidak lebih dari 6 persen dari seluruh wilayah Palestina.

6. Bahwa, meskipun faktanya demikian, Sidang Umum PBB merekomendasikan agar sebuah "Negara Yahudi" harus didirikan di Palestina. Dan bahwa Sidang PBB menjamin bahwa "Negara" yang diusulkan itu akan mendapatkan 54 persen dari seluruh wilayah negeri itu.

7. Bahwa, segera kemudian Israel menduduki (sampai sekarang) 80,48 persen dari seluruh wilayah Palestina.

8. Bahwa, sebagian besar ekspansi teritorial ini terjadi sebelum 15 Mei 1948, sebelum ditariknya secara resmi pasukan Inggris dari Palestina, sebelum masuknya tentara Arab untuk melindungi Arab Palestina, dan sebelum meledaknya perang Arab-Israel.

9. Bahwa, Israel membagikan 85 persen sumber air di daerah pendudukan kepada Yahudi dan sisanya 15 persen dibagi untuk seluruh rakyat Palestina dalam teritori itu.

10. Bahwa, Amerika Serikat menghadiahi Israel dalam bentuk bantuan sebesar tiga miliar dolar saban tahun, melebihi bantuan terhadap negara manapun di dunia.

11. Bahwa, Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki sejata nuklir.

12. Bahwa, Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang menolak menandatangani perjanjian nuclear non-proliferation (tidak membiakkan nuklir).

13. Bahwa, secara rutin Israel menyita rekening bank, bisnis, dan tanah dari rakyat Palestina dan menolak membayar ganti rugi kepada mereka yang kena sita.

14. Bahwa, pengungsi Palestina adalah pengungsi terbesar di muka bumi.
  gsc                                                                                                                                                  

Friday, April 27, 2012

                                           Anti Zionis

Orang Betawi sampai awal abad ke-20 M dengan rasa takut menyebut gedung dengan enam buah pilar sebagai penyangganya adalah 'rumah setan'. Letaknya bersebrangan dengan Gedung Mahkamah Agung (MA) pada masa Bung Karno dan awal pemerintahan Pak Harto. Gedung MA sendiri terletak di sebelah kanan Departemen Keuangan di Lapangan Banteng, yang rencananya oleh Gubernur Jenderal Daendels akan dibangun Istana namun urung.

Gedung Setan seperti terlihat dalam foto terletak di Vrijmet Selaarweg (kini Jalan Budi Utomo), tidak jauh dari Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat. Bangunan yang memiliki loge (loji) merupakan perkumpulan kaum Theosofi De Ster in het Oosten atau Bintang Timur. Tapi lebih populer dengan sebutan rumah setan, sebutan yang dibisikkan oleh pribumi dengan rasa takut. Dahulu, di sebelah 'rumah setan' terdapat perumahan para perwira dan petinggi Belanda.

Di rumah setan inilah yang kemudian pada awal abad ke-20 menjadi gedung farmasi Rathkamp dan kini Kimia Farma setelah diambil alih pemerintah RI dijadikan pusat kegiatan Freemason suatu gerakan yang menjadi kaki tangan zionisme sejak abad ke-18 di Indonesia. Waktu itu namanya 'La Choisile' didirikan pada 1763 oleh Jacobus Cornelis Mattheus Roderman Cher (1741-1783) beserta enam orang kawannya.

'La Choisile' kemudian membangun dua loge (loji) lainnya yang sebagian besar anggotanya para militer dan petinggi Belanda, termasuk perwira-perwira VOC. Menunjukkan sejak ratusan tahun lalu Yahudi telah mengembangkan sayapnya di Indonesia. Dulu di Noordwijk (Jl Juanda) dan Rijswijk (Jl Segara) yang merupakan pusat perdagangan dan pertokoan di Batavia warga Yahudi banyak yang membuka toko.

Kedua loge (loji) hingga kini masih berdiri sekalipun fungsinya sudah beralih menjadi pabrik Kimia Farma. Di dekatnya dulu terdapat SMA terkenal Budi Utomo. Pada awal gerakannya Freemason atau Vrijmetselarij dalam Belanda, menggunakan kedok persaudaraan, kemanusiaan, tak membedakan agama dan ras, warna kulit dan gender, apalagi tingkat sosial di masyarakat. Mereka menitikberatkan gerakannya pada kegiatan ilmiah dan bersifat keilmuan. Gerakan ini juga memberikan beasiswa pada murid-murid berbakat. Tidak heran banyak tokoh masyarakat ketika itu bersimpati pada gerakan ini.

Satu dari sekian doktrin yang dengan kuat diajarkan dalam persaudaraan 'Freemason' adalah sikap mereka pada agama. Mereka menganggap semua agama sama. Ini sama persis dengan apa yang marak kita temui hari-hari dengan nama lain: pluralisme. Dan memang sesungguhnya pluralisme pun adalah ajaran dari pemikiran orang-orang Yahudi. Tulis Herry Nurdi dalam buku 'Jejak Freemason & Zionis di Indonesia'. Menurut para orang tua, masyarakat sendiri banyak tertipu menyangka warga Yahudi adalah keturunan Arab karena menggunakan bahasa ini dengan fasih. 

Rumah Setan Yahudi
Gedung yang berdiri kokoh hingga saat ini oleh orang Betawi tempo doeloe mereka sebut rumah setan. Terletak di Jl Budi Utomo, Jakarta Pusat, di sebelah kanan Departemen Keuangan dan Gedung Mahkamah Agung di Lapangan Banteng, kini ditempati perusahaan farmasi PN Kimia Farma. Di masa Belanda, jalan ini bernama Vrijmetselaars Weg kata dalam Belanda Freemason Street.

Kenapa dinamakan gedung atau rumah setan? Karena di gedung yang dibangun pada 1856, Freemason, sebuah jaringan organisasi Yahudi di Batavia menjadikannya sebagai rumah pemujaan yang disebut loge atau loji. Rumah atau gedung ini dijadikan tempat jaringan Yahudi internasional mengadakan pertemuan yang bersifat religius dan membahas filsafat, problem masyarakat, serta ekonomi sosial.

Di dalam loji yang fungsinya mirip dengan sinagog, para anggotanya beraktivitas ritual menyembah simbol-simbol yang melambangkan cita-cita dan pikiran tertinggi manusia. Bahkan, beberapa aktivitasnya di dalam loji adalah memanggil arwah-arwah atau jin dan setan. Karena itu, di beberapa tempat, loji juga sering disebut rumah setan karena memang tempat mereka menyembah roh-roh dan setan. Termasuk, di Gedung Bappenas sekarang ini, yang dulu juga pernah dijadikan tempat pertemuan mereka. Kedua-duanya juga disebut loji Bintang Timur.

Warga Yahudi sudah sejak masa kolonial Belanda banyak berdiam di Indonesia. Pada abad ke-19 dan 20 serta menjelang Belanda hengkang dari Indonesia ketika dilakukan pemutusan hubungan diplomatik tahun 1957 karena soal Irian Barat (Papua), ada sejumlah Yahudi yang membuka toko-toko di Noordwijk (Jl Juanda) dan Rijswijk (Jl Veteran), dua kawasan elite di Batavia. Mereka adalah pedagang tangguh yang menjual berlian, emas, intan, perak, jam tangan, kacamata, dan berbagai komoditas lain.

Jaringan Yahudi Freemason pertama kali muncul di Batavia pada 1736 oleh seorang petinggi VOC, Jacobus Cornelius Matheus Radermacher, dan enam orang pengikutnya. Kemudian, berkembang khususnya orang Belanda dan Eropa yang berdarah Yahudi. Kebanyakan berasal dari kalangan petinggi militer dan sebagian lagi para pengusaha Yahudi. Satu dari sekian doktrin yang dengan kuat diajarkan dalam persaudaraan Freemason adalah sikap mereka pada agama. Mereka anggap semua agama sama yang kini dikenal dengan istilah pluralisme, tulis Herry Nurdi dalam "Jejak Freemason & Zionis di Indonesia". 

gsc

Tuesday, April 24, 2012


                                                  Roket penghancur bunker, salah satu persenjataan AS yang dimiliki Israel.
Amerika Serikat ternyata memiliki 'timbunan' senjata di Israel senila 800 juta dolar (Rp7,5 triliun) dan jumlah itu masih akan bertambah. Informasi itu berdasar laporan Laporan Kongres AS dan hasil liputan jaringan media Israel,Arutz Sheva.
Senjata itu disimpan di bawah program Stok Cadangan Perang Sekutu-Israel (WRSA-I) yang dioperasikan oleh Komando Negara Bagian Eropa (EUCOM). Dalam daftar terdapat peluru kendali, kendaraan lapis baja dan amunisi artileri.

Peralatan itu ditransfer ke Israel 'untuk digunakan oleh Amerika Serikat dan dengan seizin AS, untuk keperluan Israel dalam situasi darurat."

AS pernah memberikan persetujuan kepada Pasukan Pertahanan Israel dalam Perang Libanon Kedua pada 2006, bunyi laporan tersebut.

Israel telah mempromosikan 'kerjasama strategis' sejak 1980-an dengan mengundang penempatan persenjataan dan peralatan perang AS di pangkalan militer AS dalam masa perang.

Saat penempatan awal, AS mengirimkan persenjataan senilai 100 juta dolar AS namun kini telah bertambah menjadi 800 juta dolar pada 2010. Pada tahun itu pula amandemen Kongres memperpanjang hak Presiden untuk mentransfer kelebihan peralatan pertahanan ke Israel yang kini menjadi timbunan di sana. Berdasar amandemen juga, pasokan senjata akan ditingkatkan menjadi 1,12 miliar dolar AS (Rp11 trilunan).

Sunday, April 22, 2012

 22 April 2012                                                                                                                                                                                       Peneliti pengungsi di Universitas Oxford, Abbas Shablaq menyatakan, situasi di Hebron merupakan bukti tindakan fasis yang dilakukan penjajah Israel terhadap rakyat Palestina.

Menurutnya, tindakan pelanggaran yang dilakukan penjajah Israel lebih dahsyat dari rezim Apartheid di Afrika Selatan.
Sedangkan peneliti di Universitas Oxford, Jay Joadin Gell menyatakan, “Saya pernah mengunjungi beberapa kawasan yang menjadi area pertikaian militer di sejumlah negara, namun sampai sekarang saya belum menyaksikan kondisi yang lebih buruk yang mirip dengan di Hebron.”
Menurutnya tindakan penjajah Israel telah melampau batas, mengganggu kehidupan warga, melempari delegasi dengan batu dan kotoran. 
Pemukim yahudi melempari delegasi asing dan Arab yang akan turut serta dalam konferensi keanggotan Palestina di PBB, dengan batu dan kotoran. Saat mereka berada di jalan Shalalah di belakang pemukiman yahudi Beit Hadasa.
Delegasi yang akan berpartisipasi selama dua hari dalam konferenasi yang digagas Universitas Hebron, mengunjungi kota Tua Hebron dan mengamati tindakan pasukan penjajah dan pemukim yahudi di sana.
Komite Pembela Hebron yang juga dosen di Universitas Hebron, Prof Muhammad Jabrini memaparkan tindak pelanggaran yang dilakukan penjajah yang mengekang kebebasan warga Palestina, serta penutupan toko dan larangan ibadah di Masjid Ibrahimi.                                             cianjur                                                                                                                    
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!