Saturday, December 14, 2013

 Jakarta: Demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi adalah suatu hal lazim di negara Demokrasi seperti Indonesia. Tidak perduli panas terik matahari, beraksi dibawah guyuran hujan pun tetap dilakukan untuk melawan ketidakadilan.

Hujan yang mengguyur Jakarta siang ini, Kamis (12/12), tidak menyurutkan puluhan orang yang tergabung dalam Paguyuban Paduli Cianjur untuk terus beraksi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan.

Mereka mendesak KPK untuk mengambil alih kasus korupsi yang terindikasi kuat melibatkan Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Soleh. Kasus yang ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat itu, kata para demonstran, mandek.

Kasus itu menyebutkan terjadinya penyalahgunaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBBD) Kabupaten Cianjur untuk tahun anggaran 2007-2010. Indonesia Corruption Watch (ICW) juga menyebutkan, Bupati Cianjur Tjetjep Muhtar Soleh dan istrinya, Yana Rosdiana, diduga terlibat dalam kasus yang merugikan negara hingga Rp6,09 miliar itu.

Tak cuma ICW, Paguyuban Paduli Cianjur pun hakulyakin Bupati Tjetjep Muchtar terlibat. Namun demikian, hingga kini, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bandung belum menyentuh sama sekali Bupati Cianjur.

Kebetulan, majelis hakim yang akan menangani perkara tersebut diketuai Setyabudi Tejocahyono yang ditangkap oleh KPK pada 22 Maret 2013, sehingga demonstran mengindikasikan adanya 'main mata' antara Pemkab Cianjur dan Setyabudi.

Editor: Afwan Albasit

GSC
Categories:
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!